Sabtu, 29 Maret 2008

Meninggal Akibat Banjir di Pekanbaru

Riau Pos 29/03/08
BANJIR di Kota Pekanbaru, persisnya di kawasan Rumbai terus makan korban. Setelah pada Rabu (26/3) kemarin seorang anak bernama Khusnawan (12), warga Jalan Perdamaian, Kelurahan Umbansari, Kecamatan Rumbai tewas terseret arus saat bermain air banjir di belakang Stadion Rumbai, Jumat (28/3) kemarin, satu nyawa lagi melayang, yakni Suparman (54), warga Jalan Mulya Jaya, Rumbai.
Suparman ditemukan mengapung oleh istrinya Umi Kalsum (46) sekitar pukul 14.00 WIB dalam genangan banjir setinggi 1,2 meter yang membanjiri sekitar rumahnya. Melihat sosok di depannya, tiba-tiba tubuh wanita yang berprofesi sebagai penjual jamu keliling ini menggigil. ‘’Saya menjerit sejadi-jadinya, minta tolong kepada tetangga. Tapi karena rumah kami jauh dari rumah tetangga, setelah beberapa kali saya minta tolong, barulah ada warga yang datang,’’ ujar Umi yang ditemui di rumah keluarganya di Jalan Limbungan Gang Babusalam, Rumbai tempat jenazah di semayamkan. Penuturannya kepada Riau Pos, ia betul-betul tidak menyangka suaminya akan pergi secepat itu. Apalagi sebelum kejadian, suaminya masih dalam keadaan sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan pergi selama-lamanya. ‘’Tanda-tanda tidak ada. Tapi, suami saya berkeinginan kuat pulang ke rumah kami yang sudah digenangi banjir setinggi pinggang. Saya tak bisa melarangnya, siang besoknya saya baru pulang ke rumah untuk melihat kondisinya. Pada saat saya temukan jasad almarhum sudah mengapung dekat dapur rumah,’’ katanya dengan mata berkaca-kaca. Menurut Umi, suaminya menderita penyakit ayan (epilepsi). Namun sudah lama penyakit suaminya itu tidak kambuh. Sehingga dirinya tidak terlalu mengawasi gerak-gerik suaminya tersebut. ‘’Memang beliau menderita penyakit ayan, tapi sudah lama tak kambuh. Mungkin tiba-tiba pagi itu penyakit ayannya kambuh dan jatuh ke lantai yang sudah digenangi air,’’ tuturnya. Digotong dengan RakitKediaman Umi sejak sepekan lalu memang sudah dikepung banjir, termasuk jalan menuju rumahnya. Sehingga proses evakuasi mayat suaminya tersebut dilakukan dengan cara digotong mengunakan rakit dari batang pisang. Warga bersama-sama mengotong mayat korban di atas air setinggi satu meter lebih itu. ‘’Karena sulit digotong dalam keadaan banjir, makanya suami saya digotong dengan menggunakan rakit dari batang pisang,’’ ungkap Umi . Dalam pada itu, Kapolsek Rumbai Pesisir AKP Hari Wiyawan SIK ketika dikonfirmasi melalui telepon genggamnya membenarkan kejadian tersebut. ‘’Korban ditemukan sudah tidak bernyawa di rumahnya sekitar pukul 11.00 WIB, diduga korban meninggal karena penyakit ayan yang dideritanya kambuh akibat terkena air banjir,’’ ujar Hari.(m/mar/new/uli)

Jumat, 28 Maret 2008

SENKOM Kota Pekanbaru Mendirikan Posko Banjir 2008

Pekanbaru : Bertempat di Jalan Yos Sudarso Rumbai Pesisir Pekanbaru SENKOM mendirikan POSKO PERDULI BENCANA BANJIR 2008, posko siaga ini dibuka 24 jam setiap harinya sampai banjir benar-benar dinyatakan surut dan sudah aman bagi masyarakat disana. Dalam rangka menyalurkan bantuan kepada korban banjir senkom bekerjasama dengan DEPSOS, pihak donatur dan tenaga kesehatan untuk membantu masyarakan yang terkena musibah banjir -sw-